Perbedaan bondek dengan konvensional

Perbandingan Dak Bondek Dan Konvensional, Apa Saja Itu?

Dalam proses pembangunan rumah, kita mengenal istilah dak. Dak merupakan coran beton yang diaplikasikan untuk lantai dan atap. Dalam membuat dak ini sendiri, terdapat 2 alternatif material yang umum digunakan yaitu dak bondek dan dak konvensional. Lantas, bagaimana perbandingan dak bondek dan konvensional ini?

Di artikel ini kami akan membahas lebih lanjut mengenai perbedaan antara kedua material tersebut sehingga Anda dapat membuat keputusan terbaik untuk kebutuhan pembangunan rumah Anda.

Mengenal Dak Konvensional

perbandingan bondek dengan konvensional
(Foto oleh: Rodolfo-quirós – pexels.com)

Dak konvensional merupakan dak beton bertulang yang paling sering digunakan untuk menambah lantai/ membuat rumah tingkat. Sesuai namanya, konstruksi dak konvensional ini dibuat dengan cara konvensional atau umum yaitu menggunakan cor beton. Adukan beton yang dipakai adalah campuran dari beberapa material berupa semen, agregat halus (pasir), kerikil (agregat kasar), dan air dengan komposisi tertentu.

Secara singkat, pembuatan dak menggunakan metode konvensional dimulai dengan pemasangan scaffolding atau perancah. Lalu berlanjut pada pemasangan media cetakan beton yang dikenal dengan sebutan bekisting. Setelah itu, dilakukan proses pemasangan tulangan besi sebagai rangka plat lantai. Baru lah kemudian dilakukan pengecoran beton atau adukan beton bisa dituangkan. 

Dak Bondek Sebagai Alternatif Dak Konvensional

Saat ini, banyak orang masih berpikir untuk mengecor lantai atas bangunan dengan cara konvensional. Hal ini didasari karena cara tersebut dianggap menjadi cara paling mudah, cepat, dan efisien. Padahal kini terdapat alternatif proses pengecoran lantai yang lebih jitu, yaitu menggunakan bantuan steel floor deck. Steel floor deck ini hadir sebagai pengembangan dari dak beton konvensional. Di Indonesia, istilah floor deck ini biasa disebut dengan bondek. Apa itu bondek?

Bondek adalah suatu komponen yang berbentuk selayaknya lembaran papan yang umumnya berbahan berbahan baja galvanis yang memiliki fungsi sebagai media pengganti material konvensional berupa papan bekisting. Bahan pembuat bondek ini pun sudah dilengkapi dengan tulangan. Dimana bondek memiliki bentuk yang bergelombang dan ukurannya selalu sama yaitu 5 cm. Sementara untuk panjang dan lebarnya ada beberapa variasi yang bisa dipilih sesuai dengan ukuran area yang akan dibuat dak. 

Perbandingan Dak Bondek Dan Dak Konvensional

Perbedaan antara dak bondek dengan dak konvensional bisa dilihat dari beberapa sudut pandang, diantara yaitu dari sisi:

1. Material

Sudah jelas, perbedaan utama dari bondek dengan konvensional dapat dilihat dari jenis material media cetakan/ bekisting yang digunakan. Jika pada dak konvensional menggunakan bekisting berupa papan kayu atau semacam triplek, maka dak bondek menggunakan material bondek yang berupa baja yang telah di galvanized. Berbeda dengan bekisting dari kayu, bondek ini dapat digunakan berulang kali sehingga lebih ramah lingkungan.

2. Ketahanan

Bondek merupakan material  yang memiliki tingkat ketahan terhadap kebakaran yang baik karena sifat tahan api yang dimilikinya. Hal ini tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan dak konvensional yang menggunakan triplek yang mana material tersebut bisa terbakar. Selain itu, bondek juga memiliki tingkat ketahanan yang sangat tinggi terhadap cuaca, pun tahap terhadap korosi. Sehingga lebih awet untuk digunakan dalam iklim dan kondisi cuaca yang berbeda-beda. 

Sedangkan bekisting konvensional yang menggunakan tripel, lama kelamaan kualitas triplek akan semakin menurun seiring dengan seringnya terpapar oleh cuaca dan kemungkinan dimakan rayap. 

3. Tingkat Kekuatan

Perbedaan bondek dengan konvensional selanjutnya terletak pada tingkat kekuatan material. Baja dikenal sebagai salah satu jenis logam yang sangat kuat dan kokoh dan sering digunakan untuk berbagai kebutuhan konstruksi yang berat. Oleh karena itu, tingkat kekuatan bondek tidak bisa diragukan lagi. Kombinasi antara baja dan beton sudah pasti akan menghasilkan sebuah material yang kuat untuk menahan beban bangunan dalam waktu yang sangat lama. Hal ini menjadikan pemasangan bondek akan menghemat penggunaan tiang penyangga karena bahannya sudah kokoh. 

Sementara pada pembuatan dak dengan cara konvensional, karena kekuatan triplek yang terbatas maka diperlukan banyak tiang penyangga/ perancah bahkan dengan jarak yang rapat untuk menopang triplek tersebut. Adapun jenis tiang yang digunakan sebagai penyangga ini seperti kayu kaso, bambu, maupun scaffolding. 

4. Kebutuhan Besi

Pada dak konvensional, biasanya membutuhkan besi batangan dengan panjang sekitar 12 meter yang harus dipesan atau melakukan fabrikasi terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Hal inilah yang menjadikan proses pengerjaan dak konvensional cukup lama. Sementara itu dalam pembuatan dak bondek, jenis besi yang digunakan pada umumnya adalah besi wiremesh. Jadi, proses kerja pembuatan dak bondek relatif lebih cepat karena hanya perlu meletakkannya pada permukaan bondek.

Baca Juga: Apa Itu Atap Sirap? Berikut Serba-Serbi Mengenai Atap Sirap

5. Fleksibilitas

Penggunaan bondek sebagai material dak ternyata juga memiliki kekurangan, salah satunya yaitu kurang fleksibel. Ya, fleksibilitas bondek bisa dibilang kurang karena bondek merupakan bahan yang tidak mudah untuk dipotong. Sehingga sebelum melakukan pemesanan harus direncanakan secara matang agar ukuran bondek benar-benar sesuai seperti apa yang dibutuhkan di lapangan. Jika tidak, apabila terjadi kesalahan pemesanan dari segi ukuran maka material dak dari bondek yang sudah dibeli pun menjadi sia-sia karena tidak akan bisa digunakan.

Sebaliknya, perencanaan dak dengan cara konvensional terbilang lebih sederhana dan fleksibel di lapangan. Hal ini dikarenakan triplek merupakan bahan yang mudah dipotong sehingga lebih memudahkan apabila ingin menyesuaikan dengan kondisi teknis yang dijumpai di lapangan. 

6. Biaya

Biaya tentu menjadi salah satu faktor yang paling dipertimbangkan dalam pembangunan rumah. Pemilihan jenis dak, apakah menggunakan dak bondek atau dak konvensional pun perlu dipikirkan dengan matang karena akan mempengaruhi besar kecilnya biaya yang diperlukan. 

Bondek yang menawarkan berbagai keunggulan, mulai dari tingkat kekuatan yang lebih tinggi, ketahanan terhadap api, cuaca, dan korosi yang baik ternyata memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan konvensional (triplek). Namun disisi lain, pemakaian bondek bisa membantu menghemat biaya karena tidak lagi memerlukan biaya tiang penyangga, dan juga hanya memerlukan sedikit tenaga dalam pemasangannya. Dan yang paling penting, harga bondek yang relatif mahal tentu akan sebanding dengan kualitas yang Anda dapatkan. 

Sementara pada dak konvensional harga triplek tentu jauh lebih murah daripada bondek. Hanya saja, dalam pengerjaannya biasa lebih membutuhkan banyak tenaga dan waktu sehingga dapat berimbas pada biaya tenaga kerja yang membengkak. 

Demikianlah artikel mengenai perbedaan bondek dengan konvensional dalam pembuatan konstruksi dak lantai atap. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat!

Perlu digaris bawahi, baik dak konvensional maupun dak bondek sampai saat ini keduanya menjadi alternatif yang paling sering dipertimbangkan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada dasarnya, tinggal di sesuaikan saja dengan kebutuhan dan anggaran yang dimiliki untuk merenovasi/ membangun rumah. 

Namun, jika Anda bingung dalam menentukan pilih bondek atau konvensional untuk konstruksi dak Anda, silahkan hubungi Bintoro Build sekarang juga di  0813 4000 8080 untuk mengkonsultasikan kebutuhan Anda! Kami akan membantu merencanakan sampai proses bangun/ renovasi rumah impian Anda dengan pelayanan jasa kontraktor rumah profesional dan amanah.

5/5 - (1 vote)

Leave a comment

Klik Disini
Butuh bantuan?
Assalamu'alaikum,

Ada yang bisa kami bantu Pak/Bu?